27 Maret 2009

Mengapa Anak Terus Panas-batuk-pilek?

Oleh : Prof. Iwan Darmansjah
Artikel pendek ini menjelaskan bagaimana Anda bisa mengatasi panas-batuk-pilek anak Anda berkepanjangan, dengan menghilangkan kepercayaan terhadap antibiotika yang lebih banyak menimbulkan masalah daripada manfaat dalam mengobati FLU.

Seorang bayi seharusnya jarang sakit, karena masih ditopang imunitas tinggi sewaktu dikandung atau menyusu ibunya. Penyakit sehari-hari seperti flu (yang ditandai panas-batuk-pilek), penyakit virus lain, atau bahkan infeksi kuman dapat ditolaknya. Sejak lama fakta ini telah disadari. Coba saja, bila bayi Anda tinggal serumah dengan seorang penderita campak, maka biasanya ia tidak akan gampang tertular.

Namun nyatanya, banyak anak dan bayi menjadi pelanggan dokter setiap 2 - 3 minggu karena penyakit yang sama: bolak-balik demam, batuk, dan pilek. Tentu banyak orang tua bosan. Mereka menggugat, "Mengapa ini harus terjadi, sedangkan semua kebutuhan anak saya telah dicukupi?"




23 Maret 2009

Sepenggal cerita disaat cuti

Awal bulan ini saya terpaksa ngambil jatah cuti tahun ini. Gara-garanya si mbak yang biasa nemenin anak-anak di rumah pulang kampung, dan akhirnya pamit nggak balik kerja lagi. Katanya sih karena usaha ibunya yang mulai berkembang jadi perlu ada yang membantunya. Ya apa boleh buatlah... Kembali saya & suami dibuat pusing. Masalah klasik buat suami-istri yang sama-sama kerja, begitu kata teman di kantor. But, life must go on! Kami mulai lagi mencari orang yang mampu dan dapat dipercaya untuk nemenin anak-anak saat ditinggal ayah bundanya kerja.
Sementara belum dapat pengganti, sengaja saya cuti untuk menemani anak-anak sementara waktu. Tahu reaksi mereka? Si kecil Mirza tambah lengket, apapun harus bundanya yang ngerjakan dan bantuin dia. Shafira malah kegirangan, "Asyik...asyik... Kita pulang sekolah nanti, bunda ada di rumah!" Bahkan dengan entengnya dia berkata, "Bunda, mendingan kita gak usah punya mbak aja ya... Biar bunda di rumah terus." Deg, ada sesuatu perasaan yang bikin saya terhenyak. Mungkinkah selama ini saya kurang memperhatikan mereka? Di sisi lain ada keharuan yang menyergap hati, ternyata walaupun setiap hari mereka ditinggal ke kantor seharian, mereka masih tetap menempatkan bundanya di hati mereka (alhamdulillah....)